Menurut
W.J.S. Poerwodarminta dalam kamus Bahasa Indonesia, ‘kesetiaan’ berasal
dari kata dasar ‘setia’ yang berarti “tetap dan teguh hati (dalam keluarga,
persahabatan).”
Misalnya walaupun telah sekian lama suaminya merantau, ia tetap setia (tetap teguh hati) menunggu. Istilah setia berarti pula “patuh dan taat (pada peraturan, kewajiban).” Misalnya, bagaimanapun berat tugas yang harus dijalankan, ia tetap setia (patuh dan taat) melakasanakannya. Istilah setia juga diartikan “berpegang teguh (dalam pendirian, janji).” Misalnya, walaupun hujan turun dengan lebatnya, ia tetap setia (berpegang teguh) memenuhi janji pergi ke rumah kawannya.
Misalnya walaupun telah sekian lama suaminya merantau, ia tetap setia (tetap teguh hati) menunggu. Istilah setia berarti pula “patuh dan taat (pada peraturan, kewajiban).” Misalnya, bagaimanapun berat tugas yang harus dijalankan, ia tetap setia (patuh dan taat) melakasanakannya. Istilah setia juga diartikan “berpegang teguh (dalam pendirian, janji).” Misalnya, walaupun hujan turun dengan lebatnya, ia tetap setia (berpegang teguh) memenuhi janji pergi ke rumah kawannya.
Kesetiaan adalah sikap teguh pada
pendirian dan taat pada janji, aturan atau nilai-nilai
yang sudah disepakati bersama. |
A. Kesetiakawanan
Kesetiakawanan adalah perasaan seseorang yang
bersumber dari rasa cinta kepada kehidupan bersama atau sesama teman
sehingga diwujudkan dengan amal nyata berupa pengorbanan dan kesediaan menjaga,
membela, membantu, maupun melindungi terhadap kehidupan bersama.
B. Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan Sosial atau rasa solidaritas
sosial adalah merupakan potensi spritual, komitmen bersama sekaligus jati diri
bangsa oleh karena itu Kesetiakawanan Sosial merupakan Nurani
bangsa Indonesia yang tereplikasi dari sikap dan perilaku yang
dilandasi oleh pengertian, kesadaran, keyakinan tanggung jawab dan partisipasi
sosial sesuai dengan kemampuan dari masing-masing warga masyarakat dengan
semangat kebersamaan, kerelaan untuk berkorban demi sesama, kegotongroyongan
dalam kebersamaan dan kekeluargaan.
Oleh karena itu Kesetiakawanan Sosial merupakan Nilai Dasar Kesejahteraan Sosial, modal sosial (Social Capital) yang ada dalam masyarakat terus digali, dikembangkan dan didayagunakan dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk bernegara yaitu Masyarakat Sejahtera.
Oleh karena itu Kesetiakawanan Sosial merupakan Nilai Dasar Kesejahteraan Sosial, modal sosial (Social Capital) yang ada dalam masyarakat terus digali, dikembangkan dan didayagunakan dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk bernegara yaitu Masyarakat Sejahtera.
Sebagai nilai dasar kesejahteraan sosial,
kesetiakawanan sosial harus terus direvitalisasi sesuai dengan kondisi aktual
bangsa dan diimplementasikan dalam wujud nyata dalam kehidupan kita.
Kesetiakawanan sosial merupakan nilai yang bermakna bagi setiap bangsa. Jiwa dan semangat kesetiakawanan sosial dalam kehidupan bangsa dan masyarakat Indonesia pada hakekatnya telah ada sejak jaman nenek moyang kita jauh sebelum negara ini berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka yang kemudian dikenal sebagai bangsa Indonesia.
Kesetiakawanan sosial merupakan nilai yang bermakna bagi setiap bangsa. Jiwa dan semangat kesetiakawanan sosial dalam kehidupan bangsa dan masyarakat Indonesia pada hakekatnya telah ada sejak jaman nenek moyang kita jauh sebelum negara ini berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka yang kemudian dikenal sebagai bangsa Indonesia.
Jiwa dan semangat kesetiakawanan sosial
tersebut dalam perjalanan kehidupan bangsa kita telah teruji dalam berbagai
peristiwa sejarah, denganpuncak manifestasinya terwujud dalam tindak dan
sikap berdasarkan rasa kebersamaan dari seluruh bangsa Indonesia pada saat
menghadapi Praktek atau pengamalan tentang “kesetiakawanan sosial” sudah biasa
Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, menolong orang yang sedang
sakit.
Kesetiaan
yang diharapkan bangsa Indonesia
Sebagai bangsa yang majemuk atau masyarakat
pluralistis beraneka ragam, tentu beraneka
ragam pula permasalahannya, misalnya urusan kehidupan keluarga, di
lingkungan masyarakat bahkan kehidupan bernegara. Hasilnya mungkin membawa
kebahagiaan atau sebaliknya.
Salah satu faktor yang mendukung
kelestarian dan tercapainya tujuan kehidupan bersama ialah sikap setia terhadap
apa yang telah menjadi kesepakatan bersama. Demikian pula dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, diperlukan suatu kesetiaan terhadap bangsa dan negara
untuk mempertahankan dan melestarikan kelangsungan hidup bangsa dan usaha untuk
mencapai tujuan didirikannya negara.
Kesetiaan seseorang juga
bisa diarahkan pada bangsa dan negaranya. Ajaran atau paham yang menuntut
penyerahan kesetiaan tertinggi pada negara kebangsaannya disebut Nasionalisme.
Jadi kesetiaan yang diinginkan oleh bangsa
Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Kesetiaan terhadap keutuhan bangsa.
b. Kesetiaan terhadap proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
c. Kesetiaan terhadap Dasar Negara Pancasila.
d. Kesetiaan terhadap tata hukum Indonesia.
a. Kesetiaan terhadap keutuhan bangsa.
b. Kesetiaan terhadap proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
c. Kesetiaan terhadap Dasar Negara Pancasila.
d. Kesetiaan terhadap tata hukum Indonesia.
Kita tahu bahwa manusia
secara naluriah senantiasa berhubungan dengan sesama dan lingkungannya,
sehingga dari hubungan tersebut akan menimbulkan kelompok sosial.
Apabila manusia sudah
merasa senasib dan mempunyai kesadaran untuk menolong diantara kelompok
sosialnya, maka rasa persatuan dan kesatuan akan terwujud. Apabila sudah
demikian maka akan tumbuh kesatuan bersama untuk mengusir penjajah.
Contoh
meningkatkan kemampuan menciptakan kehidupan yang berlandaskan prinsip-prinsip
kesetiakawanan sosial:
-
|
Membiasakan
membantu korban bencana alam. Dalam penjelasan sebelumnya bahwa kehidupan
setiap manusia akan bermakna apabila kehidupannya berazaskan kebersamaan.
Secara kodrati pun manusia selalu dituntut hidup sebagai makhluk sosial di
samping sebagai makhluk individu.Nah, bagaimana cara atau apa yang seharusnya
dilakukan untuk membantu korban bencana alam? Yang harus dilakukan antara
lain:
1.
Bantulah dengan ikhlas tanpa mengharapkan
imbalan atau mempertimbangkan untung ataupun rugi.
2.
Membantu sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
3.
Jangan menyinggung perasaan orang yang
tertimpa musibah.
4.
Bersikap sabar serta lembut dalam bertutur
kata.
5.
Jika bisa dahulukan mana yang bisa
diprioritaskan.
6.
Bantuan diusahakan yang bersifat mendidik.
|
-
|
Ikut bekerjasama untuk kepentingan
umum.
Contoh perbuatan yang dilakukan seperti:
1. Kerja bakti di lingkungan RT,
misal membersihkan got, membersihkan tempat ibadah.
2. Kerja bakti atau gotong-royong
membangun jalan, jembatan.
3. Menjaga fasilitas umum dan lain
sebagainya.
|
-
|
Meningkatkan semangat
kekeluargaan.
Untuk meningkatkan semangat kekeluargaan nilai-nilai kesetiakawanan atau kerjasama dapat diterapkan melalui bentuk-bentuk kegiatan. Contoh:
1. Di lingkungan keluarga, bentuk kegiatannya
seperti:
- Makan bersama dengan seluruh anggota keluarga. - Beribadah bersama. - Silaturahmi kepada sanak famili dan lain sebagainya.
2. Di lingkungan sekolah, bentuk
kegiatannya seperti:
- Membentuk kelompok belajar. - Mengumpulkan dana untuk menolong orang lain yang mengalami musibah. - Kerja bakti. - Bakti sosial dan lain sebagainya. |
Nilai
Moral Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial (solidaritas sosial) adalah perasaan
seseorang yang bersumber dari rasa cinta kepada kehidupan bersama sehingga
diwujudkan dengan amal nyata berupa pengorbanan dan kesediaan menjaga, membela,
maupun melindungi terhadap kehidupan bersama.
Dari pengertian kesetiakawanan tersebut kita
bisa merasakan atau menilai rasa kemanusiaan seseorang. Rasa kesetiakawanan
bermakna:
1.
Kepentingan pribadi tetap diletakkan dalam kerangka kesadaran
kewajiban sebagai makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
2.
Kewajiban terhadap masyarakat dan bangsa dirasakan lebih besar
dari kepentingan pribadinya.
Adapun nilai moral yang terkandung dalam
kesetiakawanan sosial diantaranya sebagai berikut:
1.
Tolong menolong. Nilai moral ini tampak dalam kehidupan
masyarakat, seperti: tolong menolong sesama tetangga. Misalnya membantu korban
bencana alam atau menengok tetangga yang sakit.
2.
Gotong-royong, misalnya menggarap sawah atau membangun rumah.
3.
Kerjasama. Nilai moral ini mencerminkan sikap mau bekerjasama
dengan orang lain walaupun berbeda suku bangsa, ras, warna kulit, serta tidak
membeda-bedakan perbedaan itu dalam kerjasama.
4.
Nilai kebersamaan. Nilai moral ini ada karena adanya
keterikatan diri dan kepentingan kesetiaan diri dan sesama, saling membantu dan
membela. Contohnya menyumbang sesuatu ke tempat yang mengalami bencana, apakah
itu kebanjiran, kelaparan atau diserang oleh bangsa lain.