Rabu, 10 Desember 2014

Kearifan Lokal Desa Wisata Wae Rebo, Flores



BAB I
PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang
            Kearifan lokal merupakan suatu bentuk warisan budaya Indonesia. Kearifan lokal terbentuk sebagai proses interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhannya. Di dalam kearifan lokal terkandung nilai-nilai, norma-norma, sistem kepercayaan, dan ide-ide masyarakat setempat. Contohnya seperti kearifan lokal yang dapat kita temui di desa wisata Wae Rebo yang masih bergantung dari alam ini juga merupakan suguhan tersendiri ketika berkunjung ke desa wisata ini. Adapun prospek kearifan lokal di masa depan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat, inovasi teknologi, permintaan pasar, pemanfaatan dan pelestarian keanekaragaman hayati di lingkungannya serta berbagai kebijakan pemerintah yang berkaitan langsung dengan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan serta peran
masyarakat lokal (Suhartini 2009:1).



1.2.  Rumusan Masalah
        a.       Apa yang dimaksud dengan kearifan lokal ?
        b.      Apa yang dimaksud desa wisata ?
        c.       Apa saja yang menjadi kearifan lokal di desa wisata Wae Rebo, Flores?



1.3.  Tujuan Penulisan
        a.       Untuk mengetahui tentang kearifan lokal
        b.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan desa wisata
        c.       Untuk mengetahui kearifan lokal yang ada di desa wisata Wae Rebo, Flores
        d.      Untuk memenuhi tugas softskill kepariwisataan 2

1.4.  Manfaat Penulisan
  Memberikan informasi dan pengetahuan baru kepada pembaca mengenai pariwisata  
  dan kearifan lokal  yang ada di desa Wae Rebo, Flores, Nusa Tenggara Timur.



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Pengertian Kearifan Lokal
            Menurut Putu Oka Ngakan dalam Andi M. Akhmar dan Syarifudin (2007) kearifan lokal merupakan tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara arif. Maka dari itu kearifan lokal tidaklah sama pada tempat dan waktu yang berbeda dan suku yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh tantangan alam dan kebutuhan hidupnya berbeda-beda, sehingga pengalamannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memunculkan berbagai sistem pengetahuan baik yang berhubungan dengan lingkungan maupun sosial. Sebagai salah satu bentuk perilaku manusia, kearifan lokal bukanlah suatu hal yang statis melainkan berubah sejalan dengan waktu, tergantung dari tatanan dan ikatan sosial budaya yang ada di masyarakat.
            Sementara itu Keraf (2002) menegaskan bahwa kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis. Semua bentuk kearifan lokal ini dihayati, dipraktekkan, diajarkan dan diwariskan dari generasi ke generasi sekaligus membentuk pola perilaku manusia terhadap sesama manusia, alam maupun gaib.
            Selanjutnya Ridwan (2007:2) memaparkan, kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu. Pengertian tersebut, disusun secara etimologi, di mana wisdom dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi. Sebagai sebuah istilah wisdom sering diartikan sebagai "kearifan/kebijaksanaan". Lokal secara spesifik menunjuk pada ruang interaksi terbatas dengan sistem nilai yang terbatas pula. Sebagai ruang interaksi yang sudah didesain sedemikian rupa yang di dalamnya melibatkan suatu pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia atau manusia dengan lingkungan fisiknya. Pola interaksi yang sudah terdesain tersebut disebut setting. Setting adalah sebuah ruang interaksi tempat seseorang dapat menyusun hubungan-hubungan face to face dalam lingkungannya. Sebuah setting kehidupan yang sudah terbentuk secara langsung akan memproduksi nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut yang akan menjadi landasan hubungan mereka atau menjadi acuan tingkah laku mereka.

2.2  Pengertian Desa Wisata
            Desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan yang
masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah kawasan tujuan wisata. Selain berbagai keunikan, kawasan desa wisata juga harus memiliki berbagai fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa  wisata dalam melakukan kegiatan wisata. Fasilitas-fasilitas yang sebaiknya dimiliki oleh kawasan desa wisata antara lain adalah sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan juga akomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desa wisata menyediakan sarana penginapan berupa pondok-pondok wisata sehingga para pengunjung pun turut merasakan suasana pedesaan yang masih asli.


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Desa Wae Rebo
            Wae Rebo merupakan sebuah desa yang terletak di Barat Daya kota Ruteng, ibukota Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Desa Wae remo merupakan desa  kecil dengan 7 rumah adat berbentuk kerucut, yang telah dihuni turun temurun selama 19 generasi. Untuk mencapai desa Wae Rebo, akses transportasi udara akan lebih mudah dilalui jika perjalanan dimulai dari Labuan Bajo. Dari beberapa sumber, kebanyakan pengunjung mengambil rute memutar dari Ruteng sebelum menuju desa Denge yang merupakan desa terakhir sebelum menuju desa Wae Rebo. Selama perjalanan panjang menuju desa Denge kita akan disuguhkan pemandangan yang luar biasa, hamparan sawah dari tanah Flores yang subur, jalanan bukit yang menanjak dan pemandangan pesisir pantai yang menggoda.
            Denge merupakan desa pesisir yang berada di tepi pantai. Dari Denge kita bisa melihat pulau Mules dengan sebuah puncak yang terletak di tengah pulau tersebut. Denge berperan sebagai desa transit bagi para wisatawan sebelum melanjutkan perjalanan ke Wae Rebo. Disini sudah ada beberapa homestay yang dikelola oleh warga Denge maupun Wae Rebo yang turun gunung. Biasanya sebelum melanjutkan perjalanan ke Wae Rebo, para wisatawan akan beristirahat di Denge setelah perjalanan panjang dari Labuan Bajo atau Ruteng. Desa Denge adalah desa terakhir yang dilalui oleh kendaraan bermotor, baik itu motor maupun mobil. Untuk mencapai Wae Rebo, wisatawan harus berjalan kaki. Untuk memudahkan para pengunjung, banyak pemuda desa Denge maupun Wae Rebo yang bersedia menjadi tenaga porter, membantu pengunjung membawa perlengkapan mereka pada saat trekking menuju Wae Rebo.
            Perjalanan akan dimulai dari Denge denga jarak tempuh ± 9 km yang bisa ditempuh dalam waktu 2 – 4 jam, sangat tergantung kondisi fisik masing-masing pengunjung. Karena letak desa Denge persis di tepi pantai, bisa dikatakan perjalanan ke Wae Rebo dimulai dari titik 0 m dpl dan mendaki pengunungan hingga ketinggian 1.200 m dpl. Rute awal merupakan jalanan tanah lebar yang sekiranya akan dibuat jalan aspal. Perjalanan akan melintasi kawasan hutan yang rimbun. Pada saat memasuki hutan, pengunjung akan disambut oleh riuhnya suara kicauan burung. Hutan di wilayah ini merupakan area umum, yaitu sebuah lokasi yang menjadi tempat pertemuan setiap warga masyarakat. Tidak heran jika selama perjalanan melintasi hutan, kita akan sering bertemu dengan warga masyarakat yang sedang mengambil hasil hutan, mengantarkan pesan kepada keluarga di Kombo atau Denge, atau hanya sekedar berkunjung ke sanak keluarga, dan lain sebagainya. Rute berikutnya adalah jalur memutar melewati perbukitan yang rawan longsor dan jalanan semakin menyempit. Jalur dengan variasi tingkat kesulitan ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pengunjung. Jalur terberat adalah jalur antara Denge hingga Wae Lumba. Jalur ini berkarakter bebatuan yang besar, kerap menanjak dan terkadang licin. Selain itu kita akan melewati sebuah sungai kecil sebelum tiba di Wae Lumba. Jalur Wae Lumba ke Poco Roko juga menegangkan, terutama untuk orang yang takut ketinggian. Pengunjung akan menyusuri jalur yang berada di bibir jurang. Poco Roko merupakan titik tertinggi dan lokasi dimana masyarakat bersentuhan dengan modernisasi, disini biasanya warga mencari sinyal telepon. Dengan adanya sinyal telepon berarti komunikasi dengan dunia luar bisa terjadi. Salah seorang pengunjung mengaku pernah melakukan update status di salah satu jejaring sosial pada saat berada di Poco Roko. Beberapa menit setelah melalui Poco Roko, kita akan sampai di Ponto Nao. Disini terdapat sebuah pos pemantau dengan atap yang terbuat dari ijuk, sama seperti bahan yang digunakan untuk membuat atap Mbaru Niang. Dari Ponto Nao ini kita bisa melihat di kejauhan sebuah dusun dengan bangunan-bangunan berbentuk kerucut yang mengepulkan asap. Itulah kampung diatas awan, Wae Rebo. Jalur perjalanan akan menurun dengan hamparan tanaman kopi di sepanjang jalan hingga tiba di gerbang kampung Wae Rebo.


3.2  Kearifan lokal di desa Wae Rebo
            Wae Rebo adalah desa adat Manggarai Tua yang berusaha untuk melestarikan kearifan lokal sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia. Salah satu yang dilakukan adalah ritual Pa’u Wae Lu’uRitual ini dipimpin oleh salah satu tetua adat Wae Rebo yang bertujuan meminta ijin dan perlindungan kepada roh leluhur terhadap tamu yang berkunjung dan tinggal di Wae Rebo hingga tamu tersebut meninggalkan kampung ini. Tidak hanya itu, ritual ini juga ditujukan kepada pengunjung ketika sudah sampai di tempat asal mereka. Bagi masyarakat Wae Rebo, wisatawan yang datang dianggap sebagai saudara yang sedang pulang kampung. Sebelum selesai ritual ini, para tamu tidak diperkenankan untuk melakukan kegiatan apapun termasuk mengambil foto. Tetua adat Wae Rebo kemudian akan melakukan briefing kecil tentang beberapa hal yang tabu dilakukan selama para tamu berada di Wae Rebo. Beberapa hal tersebut antara lain adalah memakai pakaian sopan, artinya untuk para wanita tidak diperkenankan memakai tank top atau hot pants, selain karena udara dingin, hal ini akan membuat warga masyarakat menjadi risih. Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah tidak menunjukkan kemesraan, baik itu dengan lawan jenis maupun sejenis, seperti berpegangan tangan, berpelukan atau berciuman, bahkan untuk yang sudah berstatus suami istri. Hal lain yang perlu dihindari adalah mengumpat atau memaki selama berada di kampung ini. Pengunjung juga diharuskan melepaskan alas kaki ketika masuk ke dalam rumah. Kearifan lokal lain yang perlu mendapat perhatian adalah tentang penggunaan uang administrasi bagi wisatawan yang masuk ke kampung Wae Rebo. Memang ada kesan bahwa biaya administrasi selalu dikaitkan dengan komersialisasi budaya, uangnya dikemanakan, dan pertanyaan lainnya yang selalu dikaitkan dengan korupsi. Namun uang administrasi di Wae Rebo ini sudah diatur menurut kearifan lokal setempat. Pengelolaan uang ini dipercayakan kepada Lembaga Pariwisata Wae Rebo. Uang administrasi yang didapat dari wisatawan digunakan untuk keperluan biaya bahan makanan dan memasak makanan yang dibuat oleh para ibu, pemeliharaan infrastruktur kampung, bahan bakar generator set dan sumber air. Sehari-hari warga Wae Rebo merupakan petani kopi dan pengrajin kain tenun cura. Saat ini warga Wae Rebo sedang mengembangkan berkebun sayur mayur. Untuk wisatawan yang datang, bisa mengikuti kegiatan ini, seperti ikut menumbuk kopi dengan ibu-ibu, memetik kopi dari kebun kopi dengan para lelaki bahkan bisa melihat ibu-ibu menenun kerajinan kain cura yang biasanya dilakukan di depan rumah. Para wisatawan dapat terlibat langsung dalam kegiatan sehari-hari masyarakat Wae Rebo. Saat malam tiba pengunjung akan menginap di Mbaru Niang, rumah adat Wae Rebo yang namanya sudah mendunia. Dengan beralaskan tikar yang dianyam dari daun pandan, kita akan bercengkerama dan saling berbagi cerita tentang pengalaman hidup keluarga besar di Wae Rebo.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sikap hidup masyarakat Wae Rebo yang rendah hati yang ditunjukan  dalam keramahan menyambut orang yang datang berkunjung merupakan salah satu nilai yang bisa diambil oleh para generasi muda Indonesia untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kearifan lokal yang terdapat di dalam masyarakat desa Wae Rebo juga mengajarkan kita untuk melestarikan nilai-nilai kekerabatan yang sudah melekat erat dalam kebudayaan mereka.



Sumber :
Ridwan, N.A. (2007). Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Jurnal Studi Islam dan Budaya. Vol.5, (1), 27-38.
http://travel.kompas.com/read/2013/10/12/0837379/Wae.Rebo.Kearifan.yang.Memesona

Selasa, 28 Oktober 2014

Jokowi Tunjuk Susi Pudjiastuti Untuk Menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan

Rina Subekti, October 26, 2014       
                                     
Bos Susi Air hanya kantongi ijazah SMP


CarakaNews.Com.- Presiden Joko Widodo menunjuk Susi Pudjiastuti untuk menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan. Jokowi menilai, pengusaha sekaligus pemilik PT ASI Pudjiastuti Marine Product itu sebagai pekerja keras.
“Dia adalah wirausahawati, pekerja keras, mulai dari nol,” ujar Presiden Jokowi saat mengumumkan nama-nama menterinya di Istana Negara, Jakarta, Minggu 26 Oktober 2014.
Kata Jokowi, banyak terobosan yang dilakukan Susi selama bergelut dengan usahanya. “Beliau memulai usaha dari jualan ikan. Dan saya meyakini beliau bakal terobosan di bidang kelautan dan perikanan,” kata Jokowi.
Susi Pudjiastuti lahir di Pangandaran, 15 Januari 1965 (49 tahun). Dia adalah pengusaha pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation, atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat.
Hingga awal 2012, Susi Air diketahui memiliki 46 pesawat dengan berbagai tipe seperti Cessna Grand Caravan, Pilatus PC-06 Porter dan Piaggio P180 Avanti.
Susi Air mempekerjakan 179 pilot, dengan 175 di antaranya merupakan pilot asing. 2012, Susi Air menerima pendapatan Rp300 Miliar dan melayani 200 penerbangan perintis.
Meski tak tamat Sekolah Menengah Atas, Susi ternyata menerima banyak penghargaan antara lain Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005, serta Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia.
Tahun 2006, ia menerima Metro TV Award for Economics, Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia Berprestasi Award 2009 dari PT Exelcomindo. Kemudian, pada 2008, ia mengembangkan bisnis aviasinya dengan membuka sekolah pilot Susi Flying School melalui PT ASI Pudjiastuti Flying School.
Sumber :  http://carakanews.com/jokowi-tunjuk-susi-pudjiastuti-untuk-menjabat-menteri-kelautan-dan-perikanan/

Opini


            Sebagai salah satu bagian dari rakyat Indonesia, saya yakin penunjukan ibu Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan sudah melalui pertimbangan yang sangat matang. Walaupun beliau hanya seorang tamatan SMP, ibu Susi telah menunjukan keberhasilan nyata akan usahanya yang memulai bisnis dari nol hingga seperti sekarang, dari berdagang ikan hingga akhirnya mempunyai maskapai penerbangan sendiri. Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh ibu Susi dinilai lebih tepat oleh Presiden Jokowi untuk mengembangkan sektor kelautan dan perikanan.
            Presiden kita pasti menyadari bahwa banyak orang pandai di bidang kelautan dan perikanan, namun kenyataannya selama ini perkembangan yang signifikan dalam sektor kelautan dan perikanan masih dinilai belum maksimal. Seorang sarjana, doktor dan profesor mungkin saja mempunyai banyak pengetahuan tentang kelautan dan perikanan, tetapi bila mereka tidak mempunyai pengalaman dan kemampuan tata kelola secara baik, maka yang dihasilkan mungkin hanya kebijakan-kebijakan tertulis yang terkadang tidak berdampak positif bagi kehidupan masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor kelautan dan perikanan. Oleh karena itu, sebagai bentuk dukungan terhadap ibu Susi mari bersama kita doakan semoga beliau sukses mengemban amanah sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan serta dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan di seluruh Indonesia, dan juga dapat membantu Presiden Jokowi mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

by : Putri Ayu Audina / 15612757 /3SA01

Selasa, 21 Oktober 2014

Investigasi Brownies Berbahaya


Kali ini saya akan membuat postingan mengenai kue brownies yang pastinya banyak digemari oleh banyak orang. Pada awalnya brownies merupakan kue yang berasal dari kesalahan karena bentuknya yang bantat, namun karena memiliki cita rasa yang enak, maka tak heran jika kue brownies memiliki banyak penggemar. Resep brownies berkembang cukup pesat, mulai dari yang dulunya dipanggang hingga dikukus. Kue ini mulai dijadikan cemilan dengan teh hingga untuk makanan siap saji pada waktu acara seperti arisan. Namun tak disangka, ternyata kue lezat  ini juga termasuk makanan yang dapat diakali oleh oknum curang yang menambahkan bahan-bahan berbahaya. Di pasaran beredar kue brownies yang mengandung zat berbahaya yang dapat meracuni perut dan otak.
Didalam penelurusan yang saya lakukan di salah satu pasar di wilayah Cibinong, kecurigaan muncul ketika melihat warna kue brownies yang mencolok dan setelah beberapa hari lamanya kue tersebut tak kunjung basi. Hal tersebut menggiring saya untuk menemui sang pembuat kue yang diberi sebutan Mumun (Nama Disamarkan). Ternyata benar dugaan bahwa kue yang dibuat Mumun mengandung borak/ bleng/ sering disebut pijer. Borak sejatinya digunakan dalam bahan non pangan seperti anti kecoa, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu. Selain itu, kue buatan Mumun  juga diberi pewarna non pangan dan pemanis buatan. Dalam prosesnya Mumun menggunakan telur yang sudah rusak dengan cangkang yang telah pecah yang terkadang sudah mengeluarkan aroma busuk. Bahkan tak jarang ditemui belatung pada telur yang dibelinya dengan harga 10rb/ kantong besar. Selain belatung yang jelas berbahaya, cangkang telur yang telah pecah menyebabkan adanya kontaminasi dengan bakteri lainnya. Mengenai aroma busuk dari telur yang sudah hampir busuk tersebut Mumun menggunakan essense pada adonan bownies agar bau telur busuk tersebut hilang.
Satu lagi yang mengagetkan saya yaitu dalam proses pembuatan brownies ternyata Mumun sama sekali tidak menggunakan coklat batang. Namun, ia menuju ke toko kosmetik. Ia membeli pewarna rambut coklat untuk kuenya meski namanya brownies coklat. Sekilas pembuatan kue tersebut sama dengan brownies lainnya. Bedanya Mumun menggunakan tambahan zat berbahaya.
Untuk pemanis Mumun menggunakan natrium ciklamat yang tidak mudah dicerna oleh tubuh, bila dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama maka akan mengendap di tubuh dan dianggap benda asing dan akhirnya dapat memicu sel kanker.
Setelah seluruh proses selesai, Mumun mengedarkan kue browniesnya ke pasar dan menjual ke warung-warung. Tak berapa lama kuenya sudah diserbu dari anak-anak hingga dewasa. Ironisnya, terkadang kue buatannya juga dikonsumsi anak-anaknya sendiri. 
Akan tetapi, anda tidak perlu mencoret kue lezat ini dari daftar makanan yang anda konsumsi. Tidak perlu menghindarinya dan tidak perlu khawatir karena amsih ada pembuat kue yang jujur seperti Ningsih misalnya. Ia mengutamakan kualitas, bahkan di tokonya biasanya ia akan membuat brownies setelah ada pemesanan sehingga pembeli dapat membawa brownies yang dipesan dalam keadaan hangat. Berikut tips membedakan kue brownies yang sehat dan berbahaya:
Brownies yang baik dan sehat :
1.      Brownies memiliki tekstur yang lembut
2.      Brownies akan basi sekitar 2-3 hari
3.      Beraroma coklat kuat
4.      Warna tidak terlalu mencolok
Brownies berbahaya :
1.      Teksturnya keras
2.      Tidak basi hingga seminggu
3.      Aroma coklat tidak terlalu kuat
4.      Warna mencolok

Ada juga beberapa tips lain untuk anda pecinta kue brownies yaitu, simpanlah kue di wadah tertutup atau di lemari pendingin paling lama seminggu, dan bila akan disajikan maka hangatkan/ kukus lagi terlebih dahulu sehingga akan kembali hangat ketika disajikan.




by: Putri Ayu Audina / 15612757 / 3SA01

Selasa, 14 Oktober 2014

Dualisme Kepemimpinan DPR


Koalisi Indonesia Hebat berencana untuk membuat DPR tandingan. Tindakan ini digunakan koalisi yang berporos pada PDIP sebagai bentuk mosi tidak percaya kepada pimpinan DPR yang sekarang. Sebagai pimpinan DPR Tandingan, ditunjuklah Pramono Anung dari PDIP. Tidak hanya Pramono Anung yang ditunjuk sebagai pimpinan DPR tandingan, Koalisi Indonesia Hebat juga sudah menyiapkan para wakilnya. Dikutip dari Tempo, para wakil diisi oleh masing-masing satu fraksi DPR yang bergabung ke dalam koalisi. Nama-nama tersebut adalah Abdul Kadir Karding dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Patrice Rio Capella dari Fraksi Partai NasDem, Syaifullah Tamliha dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, dan Dossy Iskandar Prasetyo dari Fraksi Hanura.
Langkah Koalisi Indonesia Hebat (KIH) membentuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tandingan dinilai dapat menghambat kinerja presiden Joko Widodo dalam memimpin Indonesia. Sebab, DPR tandingan hanyalah sebagian dari letupan emosi belaka. DPR tandingan dibentuk sebagai wacana untuk menggertak Koalisi Merah Putih (KMP). Pembentukkan DPR tandingan tersebut tidak dikenal dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia serta tidak ada dasar hukumnya. Sehingga lembaga tanpa dasar hukum seperti DPR tandingan bisa dikatakan bukan lembaga formal.
Dualisme DPR saat ini tidak akan terjadi apabila setiap anggota DPR dari masing-masing kubu dapat membangun komunikasi politik secara bersama serta memegang teguh janji mereka terhadap rakyat. Kedua kekuatan politik harus menanggalkan kepentingan  masing-masing agar program pemerintahan dapat berjalan dengan baik sehingga seluruh harapan rakyat dapat terpenuhi.



by: Putri Ayu Audina / 15612757 / 3SA01

Selasa, 07 Oktober 2014

Sensasi Car Free Day di Jakarta



Sejak matahari mulai menampakkan diri di hari Minggu, ratusan bahkan ribuan warga berduyun-duyun datang ke kawasan bisnis Sudirman, Thamrin hingga Monas. Kebanyakan dari mereka adalah penggowes yang ingin menikmati sensasi bersepeda di sepanjang Jl. MH. Thamrin .  Para penggowes ini tidak hanya berasal dari sekitaran Jakarta saja, tetapi ada juga yang berasal dari Depok, Bekasi bahkan Bogor. Biasanya untuk ke kawasan tersebut  mereka memanfaatkan bus Transjakarta yang memang masih diperbolehkan melintas di kawasan car free day. Selain karena sebagai alat transportasi yang digunakan untuk memobilisasi warga yang ingin menikmati car free day, polusi yang ditimbulkan oleh bus Transjakarta relatif kecil karena bahan bakar  yang digunakan bus tersebut adalah gas.

Car Free Day (CFD) atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) merupakan santapan minggu pagi buat warga Jakarta dan sekitarnya. Ada berbagai macam kegiatan yang dapat dilakukan di area ini, seperti berolahraga, berjalan kaki santai, lari kecil (jogging) atau sekadar melihat-lihat panggung hiburan yang telah tersedia sepanjang jalan Sudirman – Thamrin. Car free day ini tak ubahnya menjadi hiburan mingguan yang murah bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Bayangkan, hanya dengan menyiapkan rupiah sebanyak kebutuhan ongkos angkutan umum saja, mereka dapat terjun langsung ikut dalam kegiatan hiburan yang tersedia.

Selain penikmat olahraga, kegiatan car free day ini juga menjadi surga bagi para pemburu foto. Hampir di setiap Minggu, banyak sekali komunitas fotografi yang sengaja melakukan hunting foto dimoment car free day. Ini beralasan sekali, karena memang banyak sekali hal menarik selama kegiatan car free day berlangsung. Manusia dan semua tingkah lakunya adalah santapan utama. Terutama bagi penggemar foto beraliran human interest. Tapi tidak hanya manusia saja yang menarik untuk dipotret. Bagi pecinta street photography, kegiatan car free day juga menawarkan begitu banyak frame yang bisa diambil dengan berbagai sudut, mulai dengan jalanan yang lengang, sepeda fixie aneka warna yang berjajar ataupun bus Trans jakarta yang berwarna jingga menyala. Dan bagi penggemar landscape, car free day adalah saat yang tepat untuk memotret Patung Selamat Datang, Bundaran HI ataupun patung Jenderal Sudirman tanpa perlu diganggu lalu lalang kendaraan.


Saat sedang bersepada bersama beberapa kerabat
di kawasan Car Free Day, Sudirman. 


Di kawasan car free day ini, kita juga bisa menikmati berbagai macam sajian wisata kuliner . Banyak sekali pedagang asongan dengan berbagai macam jenis makanan dan minuman berjejer di sekitar kawasan yang sehari-harinya adalah pusat bisnis Jakarta yang terkenal macet ini. Ada lontong sayur, ketoprak, bubur ayam, nasi uduk, soto ayam, tempe mendoan, gado-gado, dan lain-lain. Menarik bukan? Mungkin bagi pembaca yang merupakan warga Jabodetabek, sangat disayangkan sekali jika belum pernah menikmati kegiatan car free day, karena hanya pada saat itulah kita bisa menghirup udara segar sambil menikmati langit Jakarta yang tampak membiru.

Melalui program car free day ini, diharapkan agar masyarakat khususnya warga Jakarta dapat  terus ikut berpartisipasi untuk mengurangi polusi asap kendaraan yang setiap harinya membumbung dan berbaur dengan udara Jakarta. Semoga Jakarta segera memiliki angkutan transportasi masal yang aman, nyaman dan murah sehingga warga Jakarta bisa meninggalkan mobilnya agar kemacetan kota juga dapat diatasi dan udara Jakarta menjadi lebih layak untuk dihirup.













Sabtu, 27 September 2014

Java Sounds Fair Festival ‘Pagelaran Musik Multi Genre’



Java Festival Production akhirnya akan kembali menyelenggarakan festival musik dengan konsep baru yang belum pernah diselenggarakan sebelumnya di Indonesia. Konser yang menggabungkan berbagai genre musik ini pun diberi tajuk "Sounds Fair". Sounds Fair Festival dari Java Festival Production ini merupakan pagelaran musik multi genre yang pertama di Indonesia dan rencananya akan terselenggara di Jakarta Convention Center pada tanggal 24, 25, dan 26 Oktober 2014. 
Tak hanya memberikan nuansa musik pop, konser ini juga akan menyajikan berbagai genre musik seperti rock, RnB maupun electronic. Java Festival Production mempunyai misi untuk menempatkan Indonesia di mata dunia melalui sebuah festival. Konser ini akan dimeriahkan oleh berbagai artis internasional yang belum pernah datang ke Indonesia. Salah satu yang spesial yaitu penampilan dari The Jackson dan Tokyo Ska Paradise.
Sounds Fair 2014 juga akan menghadirkan 9 stage, dan terdapat beberapa artis Indonesia yang turut terlibat dalam acara ini, diantaranya yaitu RAN, The Brandals, Rock n Roll Mafia, Ipang, dan masih banyak lagi. Sounds Fair yang akan terselenggara selama tiga hari, juga akan menampilkan 27 pertunjukan setiap harinya.
Untuk penjualan tiket Sounds Fair 2014, telah dibuka secara online sejak tanggal 21 Juli 2014. Untuk mengetahui informasi terbaru tentang penjualan tiket ataupun terkait dengan festival dapat diakses melalui official website Soundsfair, www.javasoundsfair.com





by: Putri Ayu Audina / 3SA01/15612757

Sabtu, 21 Juni 2014

Narrative Essay


                On 27th May, I went to Afgan’s concert in Taman Ismail Marjuki with my friends, Inas and Almas. We went there at 4 pm by car. On the middle of our way, there was a traffic which caused by an accident. As a result we were stuck in the traffic for 1 hour and we were late to came to the concert.
                At 7 pm, we arrived at Taman Ismail Marjuki, Jakarta. My friends and I immediately went to the gate for gave our ticket to the crew and after that we entered the hall. There was a big stage inside it and looked a lot af audience who wanted to see Afgan’s performance in his birthday celebration concert. The audience started to scream out while Afgan and his band played the music and sang his first song to open the concert. In that concert Afgan sang almost 11 song from his album. One of them is “Jodoh Pasti Bertemu “ . The concert was very crowded and there were a lot of surprises in that concert.
                Around 11 pm, the concert was was over. After that, there was press conference between Afgan and all media who came to his concert. Beside that, there were a lot of afganisme who waiting for him to take a photo or just want to meet with their idol.
                Than 1 hour after the press conference, the audience dispersed in an orderly. There were no commotion and everything went securely. And finally, we went back to home with a sense of satisfaction.

                I felt so happy because I can met with my favorite singer and sang together with all afganisme . From that concert, I got a lesson if one day we have a big show or concert, we should do the best and give different performance for all audience who come to our show. So, they will feel satisfied and wouldn’t easily forget with your great performance.

Indoesian Culture and Tourism Object


                Indonesia is an archipelago in Asia contient. The location of Indonesia is very strategic. There’re many foreigner often come to there. Indonesia is also being one of  beautiful and reach country. It has a lot of cultures and tourism object in every region.
                There are many culture that we can find in Indonesia. First, we can find many traditional dance in this country. For instance, Piring dance from West Sumatra, Kecak dance from Bali, Jaipong dance from Central Java, etc. Secondly, we also can find a lot of Indonesian art performances. For example like the theater of Ramayana, Rama and Sinta, Ludruk, etc.
                Indonesia has also a lot of tourism object that we can visit.  First, we can find some historical places in Java island. One of them is Borobudur temple which has become the seven wonders of the world. Beside in Java Island, we can also find some beautiful natural tourism like in Toba Lake, Samosir Island, Rinjani Mount, Bromo, Raja Ampat, etc.

                So, from the fact that we have known, we have to be proud as an Indonesian because It has a lot of cultural wealths and natural beauty. From the differences that we have, we have to keep all wealths that our country has by loving and preserving cultural and wealths of Indonesia.

Laporan Penjualan Cireng Rujak


A.   Latar Belakang
      Usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan memperoleh hasil
      berupa keuntungan, upah, atau laba usaha. Dan keuntungan dari usaha tersebut
      dapat menghasilkan uang yang dapat meningkatkan taraf hidup seseorang.
      Banyak cara yang dilakukan oleh seseorang dalam memulai atau menjalankan       kegiatan usaha seperti membuat sendiri produk yang akan dijual. Kegiatan ini lebih    
      banyak kelebihannya dibandingkan dengan sistem atau kegiatan usaha 
lainnya. Selain  
      karana produk yang dijual lebih berfariatif, cara ini juga lebih 
mudah dalam menargetkan
      laba dengan total produk yang akan dijual ke 
konsumen. Dari penjelasan latar belakang
      tersebut maka kami tertarik untuk 
melakukan kegiatan usaha dengan menggunakan cara
      membuat sendiri produk 
yang akan dijual. Dalam hal ini, produk yang akan kami tawarkan
      adalah jajanan 
pasar yaitu berupa “cireng rujak”.
B.   Produk
      Produk yang dijual dalam usaha ini adalah jajanan rakyat yang sudah tidak asing
      dengan lidah orang Indonesia dan juga bisa ditemukan dimana saja yaitu cireng,
      namun dalam produk ini kami menambahkan bumbu rujak sebagai daya tarik
      untuk membedakan dengan produk cireng lainnya.
Jarang sekali kita temukan
     
cireng yang di satukan dengan bumbu rujak dan itu adalah kelebihan dari produk
     
kami.

C.   Proses Produksi Barag Dagangan
Proses produksi  cireng rujak yang kami jual ini dilakukan oleh pihak pertama dan kami merupakan pihak kedua yang menjual barang tersebut dari pihak pertama (reseller).

D.    Laporan Persediaan Awal Barang Dagangan
Total cireng keseluruhan 20 bungkus
@20x Rp. 20.000 = Rp. 400.000

E.   Laporan Akhir Dagangan
-         Tempat Penjualan : Kami melakukan penjualan di jl.Juanda setiap minggu.  Kami memilih tempat tersebut karena tempatnya banyak di kunjugi oleh banyak orang yang sedang jalan pagi dan olahraga.
No
Bulan
Minggu
Terjual
Hasil
1
Mei
Kedua
4
4x20.000=80000
2
Mei
Keempat
5
5x20.000=100.000
3
Juni
Pertama
7
7x20.000=140.000
4
Juni
Keempat
4
4x20.000=60.000

Total
                                                                    Rp. 400.000

F.    Laporan Akhir
     Total Barang awal                 @20x Rp. 20.000 = Rp. 400.000
      Terjual                                    @20x Rp. 20.000 = Rp. 400.000

-         Keuntungan
Cireng rujak (per 20 bungkus @ isi 8 buah )
Untuk per produk  = harga penerimaan – harga pengeluaran
      = Rp 400.000 – Rp 338.000  =  Rp 62.000
-         Kerungian
Kegagalan = (0%x Rp.20.000 = 0-,)



Sumber :