Selasa, 21 Oktober 2014

Investigasi Brownies Berbahaya


Kali ini saya akan membuat postingan mengenai kue brownies yang pastinya banyak digemari oleh banyak orang. Pada awalnya brownies merupakan kue yang berasal dari kesalahan karena bentuknya yang bantat, namun karena memiliki cita rasa yang enak, maka tak heran jika kue brownies memiliki banyak penggemar. Resep brownies berkembang cukup pesat, mulai dari yang dulunya dipanggang hingga dikukus. Kue ini mulai dijadikan cemilan dengan teh hingga untuk makanan siap saji pada waktu acara seperti arisan. Namun tak disangka, ternyata kue lezat  ini juga termasuk makanan yang dapat diakali oleh oknum curang yang menambahkan bahan-bahan berbahaya. Di pasaran beredar kue brownies yang mengandung zat berbahaya yang dapat meracuni perut dan otak.
Didalam penelurusan yang saya lakukan di salah satu pasar di wilayah Cibinong, kecurigaan muncul ketika melihat warna kue brownies yang mencolok dan setelah beberapa hari lamanya kue tersebut tak kunjung basi. Hal tersebut menggiring saya untuk menemui sang pembuat kue yang diberi sebutan Mumun (Nama Disamarkan). Ternyata benar dugaan bahwa kue yang dibuat Mumun mengandung borak/ bleng/ sering disebut pijer. Borak sejatinya digunakan dalam bahan non pangan seperti anti kecoa, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu. Selain itu, kue buatan Mumun  juga diberi pewarna non pangan dan pemanis buatan. Dalam prosesnya Mumun menggunakan telur yang sudah rusak dengan cangkang yang telah pecah yang terkadang sudah mengeluarkan aroma busuk. Bahkan tak jarang ditemui belatung pada telur yang dibelinya dengan harga 10rb/ kantong besar. Selain belatung yang jelas berbahaya, cangkang telur yang telah pecah menyebabkan adanya kontaminasi dengan bakteri lainnya. Mengenai aroma busuk dari telur yang sudah hampir busuk tersebut Mumun menggunakan essense pada adonan bownies agar bau telur busuk tersebut hilang.
Satu lagi yang mengagetkan saya yaitu dalam proses pembuatan brownies ternyata Mumun sama sekali tidak menggunakan coklat batang. Namun, ia menuju ke toko kosmetik. Ia membeli pewarna rambut coklat untuk kuenya meski namanya brownies coklat. Sekilas pembuatan kue tersebut sama dengan brownies lainnya. Bedanya Mumun menggunakan tambahan zat berbahaya.
Untuk pemanis Mumun menggunakan natrium ciklamat yang tidak mudah dicerna oleh tubuh, bila dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama maka akan mengendap di tubuh dan dianggap benda asing dan akhirnya dapat memicu sel kanker.
Setelah seluruh proses selesai, Mumun mengedarkan kue browniesnya ke pasar dan menjual ke warung-warung. Tak berapa lama kuenya sudah diserbu dari anak-anak hingga dewasa. Ironisnya, terkadang kue buatannya juga dikonsumsi anak-anaknya sendiri. 
Akan tetapi, anda tidak perlu mencoret kue lezat ini dari daftar makanan yang anda konsumsi. Tidak perlu menghindarinya dan tidak perlu khawatir karena amsih ada pembuat kue yang jujur seperti Ningsih misalnya. Ia mengutamakan kualitas, bahkan di tokonya biasanya ia akan membuat brownies setelah ada pemesanan sehingga pembeli dapat membawa brownies yang dipesan dalam keadaan hangat. Berikut tips membedakan kue brownies yang sehat dan berbahaya:
Brownies yang baik dan sehat :
1.      Brownies memiliki tekstur yang lembut
2.      Brownies akan basi sekitar 2-3 hari
3.      Beraroma coklat kuat
4.      Warna tidak terlalu mencolok
Brownies berbahaya :
1.      Teksturnya keras
2.      Tidak basi hingga seminggu
3.      Aroma coklat tidak terlalu kuat
4.      Warna mencolok

Ada juga beberapa tips lain untuk anda pecinta kue brownies yaitu, simpanlah kue di wadah tertutup atau di lemari pendingin paling lama seminggu, dan bila akan disajikan maka hangatkan/ kukus lagi terlebih dahulu sehingga akan kembali hangat ketika disajikan.




by: Putri Ayu Audina / 15612757 / 3SA01

Tidak ada komentar:

Posting Komentar