Kewirausahaan
A.
Pengertian Enterpreneurship
Wirausaha dari segi
etimologi berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan,
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha,
berarti perbuatan amal, berbuat sesuatu. Sedangkan, Pengertian Kewirausahaan
(Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa
visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut
adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau
ketidakpastian. Jadi, secara umum pengertian kewirausahaan adalah kegiatan
penciptaan bidang usaha yg baru.
Pengertian
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan
karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon misalnya,
memberikan pengertian kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya
pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.
Berikut ini beberapa pengertian kewirausahaan menurut para ahli:
- Soeparman Spemahamidjaja: Kewirausahaan adalah suatu kemampuan
(ability) dalam
berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang
dijadikan dasar, sumber daya, tenaga
penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi
tantangan hidup.
-
S. Wijandi:Kewirausahaan: adalah suatu sifat
keberanian, keutamaan dalam
keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan
sendiri.
-
Richard Cantillon: Kewirausahaan didefinisikan
sebagai bekerja sendiri (self-
employment).
- Drucker: Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang
baru dan berbeda (ability to create the new and different).
- Zimmerer: Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan..
- Soeharto Prawiro: Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan
untuk memulai
suatu usaha (star-up phase) dan perkembangan usaha (venture
growth).
- Achmad Sanusi: Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam
perilaku
yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses dan
hasil bisnis
B.
Ruang Lingkup dan Proses Terbentuknya
Kewirausahaan
1.
Disiplin Ilmu
Kewirausahaan dan Perkembangannya
Dalam
teori ekonomi, studi mengenai kewirausahaan ditekankan pada identifikasi
peluang yang terdapat pada peranserta membahas fungsi inovasi dari wirausaha
dalam menciptakan kombinasi sumber daya ekonomis sehingga memengaruhi ekonomi
agregat.
Studi
kewirausahaan kemudian berkembang dalam disiplin ilmu lain yang penekanannya
pada sang wirausaha sendiri. Dalam bidang ilmu psikologi, misalnya studi
kewirausahaan meneliti karakteristik kepribadian wirausaha, sedangkan pada ilmu
sosiologi penelitian ditekankan pada pengaruh dari lingkungan sosial dan
kebudayaan dalam pembentukan masyarakat wirausaha. Ray dan Ranachandran (1996)
menandaskan, walau terdapat perbedaan sudut pandang, penelitian yang dilakukan
baik oleh ahli ekonomi, psikologi, dan sosiologi harus tetap bepijak pada
kegiatan kewirausahaan serta sebab akibatnya pada tingkat mikro dan makro.
Dengan demikian adalah wajar jika studi kewirausahaan dengan penekanan keilmuan
yang berbeda itu pada akhirnya akan saling berhubungan dan memengaruhi.
Sementara
itu fenomena kewirausahaan ini masih terus diteliti dan belum terdapat satu
pengertian baku yang dianut oleh semua ahli (Shapero, 1982). Ini menunjukkan
perkembangan teori ini masih dalam perjalanan panjang serta dari adanya
perubahanperubahan ekonomi dunia diharapkan memberi banyak masukan bagi
peneliti.
Muculnya
banyak wirausaha atau pebisnis, telah menarik perhatian para pakar untuk
meneliti bagaimana mereka terbantuk. Bagian ini menjelaskan teori-teori
mengenai proses pembentukan wirausaha. Teori tersebut antara lain: life
path change, goal directed behavior, teori outcome
expectancy. Terakhir, terdapat acuan komprehensif mengenai teori pembetukan
wirausaha yang dipadukan oleh teori-teori sebelumnya. Begitu banyak teori yang
telah mengupas persoalan ini, intinya bahwa menjadi wirausaha adalah sebuah
proses.
2.
Teori – Teori Kewirausahaan
v Teori Life
Path Change
Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha
lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak
orang yang menjadi wirausaha justru tidak memaluli proses yang direncanakan. Antara
lain disebabkan oleh:
a. Negative displacement
Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja,
tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selama bekerja, dipaksa/terpaksa
pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena sudah memasuki usia pensiun atau
cerai perkawinan dan sejenisnya.
Banyaknya hambatan yang dialami keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan
tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri) menyisakan pilihan terbatas bagi
mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya, menjadi
wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang
bebas dan tidak bergantung pada birokrasi yang diskriminatif.
b. Being between things
Orang-orang yang baru keluar dari ketentaan, sekolah, atau penjara, kadangkala
merasa seperti memasuki dunia baru yang belum mereka mengerti dan kuasai.
Keadaan ini membuat mereka seakan berada di tengah-tengah dari dua dunia yang
berbeda, namun mereka tetap harus berjuang menjaga kelangsungan hidupnya. Di
sinilah biasanya pilihan menjadi wirausaha muncul karena dengan menjadi
wirausaha mereka bekerja dengan mengandalkan diri sendiri.
c. Having positive pull
Terdapat juga orang-orang yang mendapat dukungan membuka usaha dari mitra
kerja, investor, pelanggan, atau mentor. Dukungan memudahkan mereka dalam
mengantisipasi peluang usaha, selain itu juga menciptakan rasa aman dari risiko
usaha. Seorang mantan manajer di sebuah perusahan otomotif, misalnya, yang
memutuskan untuk masuk ke bisnis suku cadang otomotif, misalnya dengan bahan
baku ban bekas, seperti stopper back door, engine mounting,
atau mufler mounting. Perusahaan otomotif tersebut memberi dukungan
dengan menampung produk mantan manajernya tersebut.
v Teori Goal Directed Behavior
Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha karena
termotivasi untuk mencapai tujuan tertentu. Teori ini disebut dengan Goal
Directed Behavior.
Teori ini hendak menggambarkan bagaimana seseorang tergerak menjadi wirausaha,
motivasinya dapat terlihat langkah-langkahnya dalam emncapai tujuan (goal directed
behavior). Diawali dari adanya dorongan need, kemudian goal
directed behavior, hingga tercapainya tujuan. Sedangkan need itu
sendiri dari skema muncul karena adanya defisit dan ketidakseimbangan tertentu
pada diri individu yang bersangkutan (wirausaha).
Seseorang terjun dalam dunia wirausaha diawali dengan adanya
kebutuhan-kebutuhan, ini mendorong kegiatan-kegiatan tertentu, yang ditujukan
pada pencapaian tujuan. Dari kaca mata teori need dan motivasi
tingkah laku, seperti menemukan kesempatan berusaha, sampai mendirikan dan
melembagakan usahanya merupakan goal directed behavior. Sedangkan goal tujuannya
adalah mempertahankan dan memperbaiki kelangsungan hidup wirausaha.
v Teori Outcome Expectancy
Bandura (1986) menyatakan bahwa outcome expectancy bukan suatu
perilaku tetapi keyakinan tentang konskuensi yang diterima setelah seseorang
melakukan suatu tindakan tertentu.
… judgement
about likely consequences of specific behaviors in particular
situations
( Bandura, 1986:82 )
Dari definisi di atas, outcome expectancy dapat diartikan
sebagai keyakinan seseorang mengenai hasil yang akan diperolehnya jika ia
melaksanakan suatu perilaku tertentu, yaitu perilaku yang menunjukkan
keberhasilan. Seseorang memperkirakan bahwa keberhasilannya dalam melakukan
tugas tertentu akan mendatangkan imbalan dengan nilai tertentu juga. Imbalan
ini berupa juga insentif kerja yang dapat diperoleh dengan segera atau dalam
jangka panjang. Karenanya jika seseorang menganggap profesi wirausaha akan
memberikan insentif yang sesuai dengan keinginannya maka dia akan berusaha
untuk memenuhi keinginannya dengan menjadi wirausaha. Michael Dell, seorang mahasiswa teknik
komputer di AS, mempunyai keyakinan yang kuat bahwa bila dia geluti serius hobi
modifikasi komputer yang diminati teman-temannya ia akan dapat mengalahkan IBM
kelak. Terdorong oleh hal itu Dell terus mengembangkan usaha dengan mendirikan
Dell Corporation. Hingga kini Dell dan IBM terus bersaing di industri komputer.
Jenis Outcome Expectancy
Menurut bandura (1986) ada berbagai jenis insentif sebagai imbalan kerja yang
diharapkan individu dan setiap jenis memiliki kekhasan sendiri. Jenis insentif
tersebut adalah:
a. Insentif primer
Merupakan imbalan yang berhubungan dengan kebutuhan dengan kebutuhan isiologis
kita seperti makan, minum, kontak fisik, dan sebagainya. Insentif diperkuat
nilainya jika seseorang dalam keadaan sangat kekurangan, seperti kurang
makan/minum.
b. Insentif sensoris
Beberapa kegiatan manusia ditujukan untuk memperoleh umpan balik sensoris yang
terdapat di lingkungannya. Misalnya anak kecil melakukan berbagai kegiatan
untuk mendapatkan insemtif sensoris berupa bunyi-bunyi baru atau berupa
stimulus baru untuk dilihat atau orang dewasa yang bermain musik untuk
memperoleh umpan balik sensoris berupa bunyi musik yang dimainkan.
c. Insentif sosial
Manusia akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari lingkungan sosialnya. Penerimaan atau
penolakan dari sebuah lingkungan sosial akan lebih berfungsi secara efektif
sebagai imbalan atau hukuman daripada reaksi yang berasal dari satu individu.
d. Insentif yang berupa token
ekonomi
Token ekonomi adalah imbalan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi
seperti upah, kenaikan pangkat, penambahan tunjungan, dan lain-lain. Hampir
seluruh masyarakat menggunakan uang sebagai insentif. Hal ini disebabkan dengan
uang, individu dapat memperoleh hampir semua hal yang diinginkannya, mulai dari
pelayanan jasa hingga pemenuhan kebutuhan fisik, kesehatan, dan lain lain.
e. Insentif yang berupa aktivitas
Teori-teori mengenai reinforcement yang sangat terikat pada dorongan biologis,
mengasumsikan bahwa imbalan akan memengaruhi perilaku dengan cara memuaskan
atau mengurangi dorongan fisiologis. Ternyata dari penelitian terbaru diketahui
bahwa beberapa aktivitas atau kegiatan fisik justru memberikan nilai insentif
yang tersendiri pada individu.
f. Insentif status dan pengaruh
Pada sebagian besar masyarakat, kedudukan individu seringkali dikaitkan dengan
status kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki individu dalam lingkungan sosial
memberikan kesempatan kepadnya untuk mengontrol perilaku orang lain, baik
melalui simbol atau secara nyata. Dengan kedudukannya yang tinggi dalam
masyarakat, mereka dapat menikmati imbalan materi, penghargaan sosial,
kepatuhan, dan lain-lain. Keuntungan yang khas ini membawa individu berusaha
keras untuk mencapai posisi yang memberikan kekuasaan.
g. Insentif berupa terpenuhinya
standar internal
Insentif ini berasal dari tingkat kepuasan diri yang diperoleh individu dari
pekerjaanya. Insentif bukan berasal dari hal di luar diri, tetapi berasal dari
dalam diri seseorang. Reaksidiri yang berupa rasa puas dan senang merupakan
salah satu bentuk imbalan internal yang ingin diperoleh seseorang dari
pekerjaannya. Seorang yang merasakan bahwa kemampuannya tidak akan dapat
optimal bila hanya bekerja sebagai karyawan, akan lebih puas bila ia merasa
bahwa dengan berwirausaha segenap potensinya dapat tersalurkan.
Jadi ada insentif-insentif tertentu yang umumnya diharapkan seseorang dengan
menjadi wirausaha. Antara lain insentif primer, insentif sosial, insentif
status dan pengaruh, dan insentif terpenuhinya standar internal.
C.
Kewirausahaan dan Berbagai Sudut Pandang
Ø
Pandangan Ahli Ekonomi
Menurut ahli ekonomi, wirausaha adalah orang
yang mengkombinasikan factor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga
kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih
tinggi dari sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan
perubahan-perubahan, inovasi dan perbaikan produksi lainnya.
Ø
Pandangan Ahli Manajemen
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki
kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan,
material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses
produksi, bisnis dan orgasisasi usaha baru (Marzuki Usman, 1997:3). Wirausaha
adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi
motivasi, visi, komunikasi, optimism, dorongan, semangat dan kemampuan
memanfaatkan peluang usaha.
Ø
Pandangan Pelaku Bisnis
Menurut Scarborough dan Zimmerer (1993 : 35),
wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi
resiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengenali peluang dan mengkombinasikan sumber-sumber
daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Menurut Dun Steinhoff dan John F. Burgess
(1993 : 35), pengusaha adalah orang yang mengorganisasikan, mengelola dan
berani menanggung resiko sebuah usaha atau perusahaan. Sedang wirausaha adalah
orang yang menanggung resiko keuangan, material, dan sumber daya manusia, cara
menciptakan konsep usaha yang baru atau peluang dalam perusahaan yang sudah
ada.
Dalam konteks bisnis menurut Sri Edi Swasono
(1978 : 38), wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah
wirausaha. Wirausaha adalah pelopor dalam bisnis, innovator, penanggung resiko
yang mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang
usaha.
Ø
Pandangan Psikolog
Wirausaha adalah orang memiliki dorongan
kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka
bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.
D.
Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan
1. Tujuan Kewirausahaan
-
Meningkatkan
jumlah wirausaha yang berkualitas
-
Mewujudkan
kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat
-
Membudayakan
semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat
yang mampu, andal, dan unggul.
-
Menumbuh
kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap
masyarakat
2. Manfaat Kewirausahaan
-
Sebagai
generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan,
dan kesejahteraan masyarakat.
-
Menjadi
contoh bagi masyarakat sebagai pribadi yang unggul dan patut diteladani
-
Dapat
memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan
kemampuanya
-
Menambah
daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran
-
Dapat
mendidik masyarakat hidup efisien dan tidak boros
E. Peran
Pendidikan Dalam Pembentukan Kewirausahaan
Bagaimana
peran pendidikan dalam proses pembetukan kewirausahaan? Masih ada perdebatan
mengenai pertanyan ini. Meskipun seorang wirausaha belajar dari lingkungannya
dalam memahami dunia wirausaha, namn ada pendapat yang mengatakan bahwa seorang
wirausaha lebih memiliki streetsmart dari padabooksmart,
maksudnya adalah seorang wirausaha lebih mengutamakan untuk belajar dari
pengalaman (streetsmart) dibandingkan dengan belajar dari buku
dan pendidikan formal (booksmart). Pandangan ini masih perlu
dibuktikan kebenarannya. Jika pendapat tersebut benar maka secara tidak
langsung usaha-usaha yang dilakukan untuk mendorong lahirnya jiwa kewirausahaan
leat jalur pendidikan formal pada akhirnya sukar untuk berhasil.
Terhadap pendangan di atas, Chruchill (1987) memberi sanggahan terhadap
pendapat ini, menurutnya masalah pendidikan sangatlah penting bagi keberhasilan
wirausaha. Bahkan dia mengatakan bahwa kegagalan pertama dari seorang wirausaha
adalah karena dia lebih mengandalkan pengalaman daripada pendidikan. Namun dia
juga tidak menganggap remeh arti pengalaman bagi seoranga wirausaha, baginya
sumber kegagalan kedua adalah jika seorang wirausaha hanya bermodalkan
pendidikan tapi miskin pengalamam lapangan. Oleh karena itu perpaduan antara
pendidikan dan pengalaman adalah faktor utaman yang menentukan keberhasilan
wirausaha.
Menurut Eels (1984) dan Mas’oed (1994), dibandingkan dengan tenaga lain tenaga
terdidik S1 memiliki potensi lebih besar untuk berhasil menjadi seorang
wirausaha karena memiliki kemampuan penalaran yang telah berkembang dan wawasan
berpikir yang lebih luas. Seorang sarjana juga memiliki dua peran pokok,
pertama sebagai manajer dan kedua sebagai pencetus gagasan. Peran pertama
berupa tindakan untuk menyelesaikan masalah, sehingga pegnetahuan manajemen dan
keteknikan yang memadai mutalk diperlukan. Peran kedua menekankan pada perlunya
kemampuan merangkai alternatif-alternatif. Dalam hal ini bekal yang diperlukan
berupa pengetahuan keilmuan yang lengkap.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha yang memiliki
potensi sukses adalah mereka yang mengerti kegunaan pendidikan untuk menunjang
kegiatan seta mau belajar untuk meningkatkan pengetahuan. Lingkungan pendidikan
dimanfaatkan oleh wirausaha sebagai sarana untuk mencapai tujuan, pendidikan
disini berarti pemahaman suatu masalah yang dilihat dari sudut keilmuan atau
teori sebagai landasan berpikir.
F. Faktor
– Faktor Pemicu Kewirausahaan
David C. McClelland, mengemukakan
bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) ditentukan oleh:
- Motif berprestasi (achivement)
-
Optimisme (optimism)
-
Sikap-sikap nilai (value attitudes)
-
Status Kewirausahaan (entrepreneurial
status)
Ibnoe
Soedjono dan Roopke, menyatakan bahwa proses kewirausahaan atau tindakan
kewirausahaan (entrepreneurial action) merupakan fungsi dari:
-
Property Right (PR)
-
Competenc/ability (C)
-
Incentive (I)
-
External Environment (E)
Kemampuan
berwirausaha (entrprenuerial) merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan
dalam mengkombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian dalam
menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.
Model Proses Kewirausahaan
Kewirausahaan
diawali dengan adanya inovasi, didukung oleh kejadian pemicu, di
implementasikan, dan akhirnya tumbuh berkembang.
Ciri – Ciri Tahap Permulaan
dan Pertumbuhan
Kewirausahaan
Pada
umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil memiliki tiga ciri
penting, yaitu:
-
Tahap imitasi dan duplikasi
-
Tahap duplikasi dan pengembangan
-
Tahap menciptakan sendiri barang dan
jasa baru yang berbeda
Dari prosesnya, Zimerer, membagi tahap
perkembangan kewirausahaan menjadi dua, yaitu:
-
Tahap awal (perintisan)
-
Tahap pertumbuhan
-
Tahap Awal (Start-Up)
Sumber :